ABI Elia diutus ke tengah bangsa Israel untuk mengajak dan mengajarkan mereka hidup dalam kasih dan taat pada Tuhan. Allah melihat bahwa banyak dari kaum Israel yang meninggalkan Firman Allah, hanya sedikit dari antara meeka yang berbuat baik dan hidup dalam kasih. Elia tampil sebagai Nabi yang memberi pencerahan dan mengkritisi hidup bangsa pilihan Allah. “Lalu tampillah Elia bagaikan api yang perkataannya laksana obor membaka” (Sir. 48:1). Elia memberikan pencerahan ata kekelaman cara hidup bangsa Israel. Dia melakukan banyak mukjizat pada zamannya. Meskipun pernyataannya keras, namun dia memiliki hati yang tulus untuk mengembalikan bangsa Israel pada cara hidup yang benar. Elia dipuja dan dikagumi bangsa Israel.
Pada masa Yesus, tampillah Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan. Ajakan untuk hidup yang benar menurut jalan Tuhan terus dikumandangkan. Seperti pada masa Elia, selalu ada dua sikap yang muncul atas pewartaan mereka. Ada sebagian orang yang terbuka dan menerima wartanya dan sebagian lain menolak dan bersikap apatis. Berbagai penolakan terhadap ajakan Elia dan Yohanes Pembaptis melahirkan penderitaan.
Yesus menegaskan bahwa pada zaman ini sesungguhnya Ellia telah datang kembali dalam diri St, Yohanes Pembaptis untuk membawa pemulihan dan persiapan menyongsong kedatangan Mesias.
Tetapi, warta mereka tidak ditanggapi. Bahka ada sebagian kaum Israel yang menolak dan terus berusaha untuk membunuh Yohanes Pembaptis. “Ellia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka” ( Mat. 17:12). Manusia kadang kala kurang peka untuk membaca dan memahami apa yang terjadi di sekitar hidupnya. Seperti orang-orang Israel yang tidak paham dengan keberadaan dan warta Yohanes Pembaptis juga kehadiran Yesus, demikian juga kita, ketidakpahaman atau keterbatasan hati dan pikiran sering dapat menutup segala kebaikan dan rahmat yang Tuhan tawarkan dalam hidup.
Ya Tuhan, rahmatilah dan bantulah aku agar mampu menangkap kehendak-Mu dalam setiap peristiwa hidupku. Ccairkanlah hatiku yang beku agar sanggup menghadirkan kasih dan kebaikan-Mu dalam hidup yang nyata. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.