MANUSIA memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Namun, ketersediaan makanan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti musim yang baik, hasil panen yang bagus, atau juga petani yang berjerih lelah. Kenyataan ini sebetulnya menegaskan ketergantungan manusia pada ciptaan lainnya, dan terutama ketergantungan pada Tuhan. Tanpa makanan manusia bisa mati. Lebih dari itu, tanpa ciptaan lain dan Tuhan, manusia tidak dapat melanjutkan hidupnya. Walau mengusir manusia dari Taman Eden, Tuhan tetap memberi peluang manusia untuk bekerja mencari makanannya. Yesus sangat sadar akan hal ini, sehingga Dia tidak hanya menanggapi kehausan rohani mereka, namun juga kelaparan jasmani.
Gereja sebagai tanda kehadiran Kristus di dunia, harus memerlihatkan kepedulian pada kebutuhan manusia. Yesus tidak menyerahkan urusan makanan ke tangan pasar di mana di sana iklim persaingan amat kuat. Yesus justru menekankan dimensi solidaritas, di mana setiap orang harus saling berbagi satu sama lain. Dengan semangat solidaritas, tidak akan ada pihak yang menjadi kenyang saat yang lain kelaparan. Dengan semangat solidaritas, semua orang akan sama-sama menikmati betapa baiknya anugerah Tuhan melalui makanan.
Tuhan, ajarlah aku sepertimu, peduli dan tanggap pada kebutuhan jasmani maupun rohani sesamaku. Amin.
Sumber: ZIarah Batin 2019, OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.