LEWI, seperti juga semua pemungut pajak dikenal sebagai orang berdosa. Sebab, mereka memeras rakyat melalui pajak untuk kekayaan pribadi. Karena dosanya, orang banyak mengucilkan mereka. Komunikasi dan interaksi dengan mereka dianggap sebagai pantangan. Orang-orang farisi dana li Taurat adalah kelompok irang yang sangat mencibir keberadaan mereka. Akan tetapi, Yesus justru memanggil Lewi sebagai pengikut-Nya. Ia bergaul, makan, dan minum bersama mereka. Ia tidak peduli pada pekerjaannya, pada kata-kata orang sekitar, dan pada perlakukan orang terhadap kaumnya. Yesus beranggapan bahwa justru merekalah kelompok orang yang membutuhkan-Nya.
Tentu saja kedekatan Yesus dengan pemungut cukai dan orang berdosa ini menimbulkan pertanyaan di kalangan ahli-ahli Taurat golongan Farisi.
Mereka bertanya, “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus pun menjawab: “ Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa.
Betapa bahagianya kita sekarang karena dalam keadaan berdosa sekalipun Yesus memihak kita. Ia tetap menunjukkan cinta dan kerahiman-Nya. Marilah kita mengikuti Dia dan bertobat. Mari kita menaruh pada pengharapan akan keselamatan dari pada-Nya.
Ya Bapa, tidak terlalu mudah bagiku untuk bertobat. Namun, utusalah Putra-Mu untuk memanggil dan menyelamatkan aku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.