AUS Fransiskus mengatakan, “Kebahagiaan tidak dapat diunduh di internet”. Ungkapan senada dengan kebijaksanaan tua yang berkata, “ uang tidak dapat membeli kebahagiaan”. Tuhan Yesus mengajak kita beranjak dari ilusi kebahagiaan yang ditawarkan oleh dunia materi. Istilah “mammon” kiranya bukan hanya menunjuk pada perkara uang, melainkan juga semua berhala dunia materi yang mengikat manusia untuk merasa cukup dengan kesementaraan. Tuhan Yesus secara jelas menyodorkan dua hal untuk dipilih: Allah atau mammon?
Kekuatan uang dan materi memang sangat menarik dan mampu meyakinkan kita bahwa tanpa materi kita tidak bisa bahagia, bahkan tidak bisa hidup.
Tuhan Yesus kiranya juga tidak meminta kita meninggalkan uang dan materi begitu saja. Ia mengarahkan kita untuk waspada terhadap keterikatan. Ketika kita sulit tersenyum ketika tidak punya uang, atau ketika hidup kita disibukkan oleh belanja dan belanja tanpa kendali, mungkin kita mulai terikat oleh mammon.
Allah mengundang kita untuk memilih keabadian dan beranjak mengikuti kehendak-Nya. Hanya persahabatan dengan-Nya yang menuntun kita pada kebahagian sejati. Dalam dunia materialistis dan konsumeris ini, mari kita tiada henti mohon kekuatan Roh Allah untuk memampukan kita memilih Allah, dan bukan mammon.
Tuhan Yesus, bantulah aku melepaskan diri dari ikatan berhala-berhala duniawi dan mampukanlah aku setia kepada-Mu dalam peziarahan hidup ini. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta
Kredit Foto : Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.