Saya masih ingat, ketika saya bertugas di sebuah paroki kecil, umat yang hadir bisa di hitung. Jika gereja penuh, maka umat yang hadir berkisar 200-an lebih. Di paroki ini pastor paroki melarang misa syukur diadakan hari Sabtu. Apakah ada yang salah dengan misa syukur hari Sabtu? Tentu saja tidak ada yang salah. Yang salah adalah, sesudah misa syukur selesai, akan dilanjutkan dengan pesta, dan tentu saja dalam pesta ini akan keluar minuman tradisional. Namanya minuman tradisional tapi kadar alkoholnya tinggi dan pada akhirnya memabukkan. Dalam suku tertentu, pesta itu berarti dansa/menari dan minum bahkan hingga larut, apakah tidak ada yang mabuk? Tentu saja akan ada. Yang menjadi masalah bukan yang mabuk itu saja, tetapi bagaimana keesokan harinya, yakni hari Minggu, gereja menjadi sepi! Kemana sebagian umat? Mereka tertidur!
Siapa yang tidak suka pesta? Pesta membawa kegembiraan dan kebahagiaan. Tidak ada yang salah dengan pesta, tetapi yang salah adalah bagaimana dalam pesta itu manusia menjadi lupa diri. Itulah sebabnya Tuhan berkata “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa.” Orang yang mabuk pasti tertidur dan orang yang tertidur tidak mungkin bisa berjaga-jaga apalagi berdoa. Inilah yang di peringatkan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Berjaga-jaga dan berdoa!
Berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga-jaga agar hati kita jangan condong pada kejahatan. Hati adalah pusat perjumpaan kita dengan Tuhan dalam doa. Apabila hati kita baik, maka baik jugalah segala sikap, perkataan dan perbuatan kita. Menjaga hati sebagai tempat perjumpaan dalam doa dengan Tuhan tidaklah mudah. Doa mungkin terkadang menjadi dangkal dan kering, tetapi kita harus tetap setia dan berjaga-jaga. Dalam doa, kita bukan hanya bertemu dengan Tuhan tetapi juga dengan diri kita yang terdalam, diri kita yang tidak di kenal orang atau mungkin diri kita yang kita tolak. Berdoalah, ya berdoalah karena doa adalah pondasi hidup beriman.
Doa adalah pondasi hidup! Saya tidak pernah bosan memberi perumpamaan bahwa doa itu seperti pondasi dari sebuah bangunan. Burj Khalifa adalah gedung pencakar langit dan bangunan tertinggi di dunia. Secara spontan orang pasti mengagumi bangunan itu dari tampak luarnya, orang jarang langsung memuji fondasinya. Mengapa? Karena pondasi bangunan tersebut tersembunyi dan tertanam dalam tanah dengan kedalaman dan kekuatan sesuai tinggi bangunan tersebut, padahal sesungguhnya pondasi bangunan itulah penentu kekokohan bangunan itu dan bukan kemegahan yang nampak diluar. Itulah doa! Doa itu sesuatu yang tidak nampak tetapi membuat orang mampu bertahan dalam segala kesulitan dan penderitaan. Doa mampu membuat orang berdiri dengan kokoh dalam iman menghadapi penderitaan yang mungkin akan menerpanya. Relasi yang intim dengan Allah semakin meningkatkan iman dan kepercayaan akan perlindungan Allah. Doa memberi kekuatan. Jika tidak dikuatkan oleh doa, orang yang mengalami penderitaan akan meragukan kasih dan penyertaan Allah. Orang yang tidak berdoa akan mudah jatuh dalam dosa. Itulah sebabnya hari ini Yesus menekankan pentingnya doa.
Dosa yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini bukanlah dosa yang jelas-jelas melawan hukum Tuhan, seperti pembunuhan, korupsi, pemerasan dan sebagainya. Dosa hari ini berwujud pesta. Kenikmatan kedagingan, hal-hal yang nampaknya biasa bagi manusia tetapi di dalamnya iblis telah berubah wujud berupa alkohol, narkoba, kecantikan dan ketampanan, harga diri, senyum dan tawa yang penuh kepalsuan demi menjaga relasi, dan banyak hal lain. Semua hal inilah yang mampu membuat hidup manusia lengah dan jatuh dalam kemunafikan, hingga harus berganti berbagai macam topeng sesuai keadaan dan pada akhirnya kehilangan jati diri dan semakin terseret dalam dosa.
Mari mengakhiri tahun liturgi B ini dengan niat-niat yang baik, agar besok kita memasuki masa adven pertama dengan semangat baru, dalam pengharapan akan penyertaan Yesus Kristus dalam seluruh perjalanan hidup kita.
Kredit Foto: https://www.google.co.id/
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.