Natanael/Foto: commons.wikimedia.org

BANYAK orang merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain, ketika ia memiliki pengetahuan iman yang memadai dan rajin datang ke rumah ibadat. Penghayatan iman seperti itu mendorong Yohanes untuk menegaskan bahwa panggilan hidup beriman ialah menyatakan kasih dalam tindakan nyata. Itulah sebabnya Yohanes menyampaikan nasihat demikian:”Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan…” (Yoh. 3:18). Nilai utama dari kasih itu adalah tindakan nyata dalam perbuatan. Namun, hal ini tidak pernah berarti bahwa doa dan ibadah sebagai hal yang sia-sia. Kita mengasihi sesama dan Tuhan melalui tindakan-tindakan konkret, dan meneguhkannya melalui relasi yang dipelihara dalam hidup doa yang baik. Sebab, Tuhan adalah sumber kasih sejati yang menyelamatkan kita.

Natanael dalam Injil hari ini dikisahkan sebagai orang yang kerap ragu. Ia bahkan tak mudah mempercayai bahwa Yesus adalah Mesias. Ia seorang terpelajar dan tahu banyak tentang hukum taurat. Baginya, mustahil jika Mesias datang dari Nasareth. Namun, Natanael terkejut ketika Yesus mengenalnya sebelum mereka bertemu. Perjumpaan dan pengenalan itu mengubah keraguannya menjadi keyakinan baru. Natanael tersentuh dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Banyak orang belajar Kitab Suci dan banyak tahu tentang kitab suci, tetapi malah menjadikannya sebagai alat kesombongan untuk memperdebatkan atau mempersalahkan orang lain. Sekarang bagaiman dengan sikap kita? Semoga sikap dan tindakan kita membawa orang lain mengenal Yesus.

Ya Tuhan, jadikanlah aku murid-Mu bukan sekadar mengetahui banyak hal tentang Engkau tetapi menyatakannya dalam perbuatan kasih kepada sesama. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2019