asul Yohanes menulis surat dalam Injilnya bahwa ia adalah murid yang dikasihi Yesus, murid yang duduk dekat Yesus pada malam perjamuan terakhir, dan murid yang bertanya kepada Yesus siapakah murid yang akan menyerahkan-Nya. Ketika ia menulis surat Injilnya di Pulau Patmos, dia yakin akan hidup panjang. Walau diasingkan oleh penguasa, cintanya kepada Yesus membuatnya mampu bertahan hingga akhir. Ia mininggal karena tua, yang berbeda dengan kebanyakan rasul lain yang meninggal sebagai martir, termasuk Rasul Paulus.
Paulus mengalami banyak penderitaan. Di akhir hidupnya, dia tinggal dalam tahanan rumah di Roma. Walau demikian, ia tetap mewartakan Injil. Tidak ada yang dapat menghalanginya untuk bersaksi, baik penindasan, sakit penyakit, penganiayaan, ataupun penjara. Dia yakin Yesus selalu menyertainya sampai ia mau dipenggal kepalanya.
Hari ini adalah terakhir Novena Pentekosta. Yesus tidak meningggalkan kita sebagai yatim piatu. Ia mengutus Roh Kudus, yang akan mengingatkan kita akan apa yang diajarkan Yesus dan yang memimpin kita ke dalam kebenaran. Roh Kuduslah sumber kekuatan kita untuk hidup dan merasul. Semoga kita kuat dan tabah menjadi saksi Kristus , sehingga berani bersaksi seperti St. Karolus Lwangga dan kawan-kawannya yang mati sebagai martir di Uganda.
Ya Tuhan, semoga aku dapat menjadi saksi-Mu, dengan menjadi saksi kebenaran, saksi kejujuran, dan saksi keadilan sosial di tempat tinggal dan kerjaku. Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.