MAT 18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”
Mat 18:2Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
Mat 18:3 lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Mat 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Renungan
Para murid bertanya hal yang sangat manusiawi: “Siapakah yang terbesar….? Status dan kedudukan rupanya masih menjadi bahan kasak – kusuk di antara mereka. Walaupun berulang kali Yesus mengajarkan tentang kasih dan pelajaran, namun semua itu tidak ’nyantol’ dalam kepala mereka, apalagi dalam hati mereka. Yesus memecahkan perseturuan itu dengan menempatkan seorang anak kecil; yang tidak berdaya tidak punya kuasa, dan tidak menpunyai ambisi.
Semua logika ‘kerakusan’ manusia dipatahkan oleh logika kasih. Seorang anak kecil mudah percaya pada orang tua atau gurunya. Seorang anak kecil begitu mudah memaafkan dan tidak menaruh rasa dendam berkepanjangan saat berkelahi dengan temannya. Seorang anak kecil sungguh memerlukan kasih dan dapat mengasihi dengan segenap hati dan tubuhnya; pandanglah kalau mereka sedang memeluk boneka mainan mereka.
Kasih yang sepenuh hati itu sering kali sudah lenyap dari dalam hati kita. Kita merasa sudah mengasihi asal tidak cerai, asal masih tinggal satu rumah dan asal – asalan. Kita diajak Yesus hari ini untuk belajar dari anak kecil, yang polos, tulus dan pasrah penuh pada cinta Bapa sebagai dasar untuk mengasihi. Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, yang kita rayakan pestanya hari ini, memberi teladan kepolosan dan keluguan iman yang luar biasa; Ia bahkan rela menjadi mainan bagi Kanak-kanak Yesus. Kerinduan itu terungkap dalam salah satu doanya.; “Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan-MU!. Anggap saja saya ini mainan-Mu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak kausepak ke sana – kemari, silahkan! Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bola-Mu…. O. Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendak-Mu” Dalam autobiolografinya berjudul “Kasih Suatu Jiwa”. St. Theresia menulis; Kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari – hari dengan penuh cinta kasih yang murni kepada Tuhan,” Mari kita menghayatinya.
Ya Tuhan, kasih-Mu bukanlah kasih yang seadanya. Engkau sungguh-sungguh menyerahkan Putra-Mu bagi keselamatanku. Semoga kasihku pun seturut kasih-Mu; berani membahagiakan dan melayani orang-orang di sekitarku. Amin.
==============
Sumber: Ziarah Batin 2016
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.