ak jarang hidup kita dibicarakan (dirasani) sana – sini. Tak jarang pula kita merasa tertekan oleh komentar negatif, apalagi kalau disertai ancaman. Apa yang biasanya kita lakukan? Sering kita mencari peneguhan sana – sini, mencoba berhitung mana yang lebih banyak; yang menghujat atau yang memuji? Apakah yang dilakukan Yesus ketika Dia dibicarakan ? Apakagi ketika Dia mendengar nada mengancam? Injil tidak mengatakan perasaan Yesus dan reaksinya saat itu. Kita tahu kemudian bahwa Dia tetap mengatakan kebenaran.
Kiranya apa yang dirasakan Nabi Yeremia dan reaksinya juga dapat menjadi pegangan bagi kita yang mau tetap menyatakan kebenaran, yakni berserah kepada Tuhan. “ kepada-Mulah kuserahkan perkaraku “ Kesadaran untuk berserah kepada Tuhan membuat kita tak gampang diombang-ambingkan orang dan situasi. Kesadaran inilah yang membuat kita tenang merasakan kedamaian yang mendalam di tengah terpaan gelombang komentar orang – orang atas hidup dan karya kita walau – seperti Yesus dan Yeremia – rasa takut masih mendera kita. Seperti dikatakan orang bijak: Orang berani bukan karena dia tak punya rasa takut, namun orang yang bisa menaklukkan rasa takutnya.
Ya Tuhan, kepada-Mu kuserahkan hidup-Ku dengan segala beban yang kualami. Di dalam Dikau aku merasa tenang, Amin.
Kredit Foto: Nabi Yeremia/wikipedia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.