Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: Sabtu, 01 Agustus 2015

Renungan Harian: Sabtu, 01 Agustus 2015

Pembunuhan Yohanes Pembaptis, www.elsentoine.com

PEKAN BIASA XVII-Pw. S. ALFONSUS MARIA de LIGUORI, UskPujG

Im. 25:1,8-17; Mzm. 67:2-3,5,7-8; Mat. 14:1-12

DUA hal yang pasti dalam hidup manusia adalah lahir dan mati. Ada berbagai macam penyebab kematian seseorang, misalnya karena sakit, kecelakaan, dibunuh dan masih banyak penyebab lainya. Kisah pembunuhan Yohanes Pembaptis, sebagaimana yang kita dengar dari bacaan Injil, secara tersirat mengingatkan kita semua bahwa sangat sangat mudah bagi orang yang mempunyai kuasa untuk mempertahankan harga dirinya dari pada harus mengorbankannya untuk menolong sesamanya. Hal ini terungkap dari cerita tentang Herodes. Meskipun ia merasa bahwa permintaan puteri Herodias sangat bertentangan dengan nuraninya namun ia tetap memenuhinya demi harga dirinya dihadapan tamu-tamunya. Herodes adalah tipe orang yang tidak mempunyai prinsip, ragu-ragu, apalagi menyangkut kedudukannya. Ia gampang terpengaruh terlebih oleh hal-hal duniawi. Oleh karena itu, kekuasaanya dapat disalahgunakan untuk melenyapkan orang lain. Pribadi Herodes sangat bertolak belakang dengan Yohanes Pembabtis. Yohanes adalah tipe orang yang bebas dan merdeka secara batin. Ia menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Ia mengalami tantangan dan penganiyayaan, bahkan dikehendaki kematiannya. Yohanes adalah sosok orang yang tidak takut kepada mereka yang dapat membinasakan badan melainkan takut akan Tuhan yang dapat membinasakan jiwa.

Hari ini Gereja sejagat juga memperingati Santo Alfonsus Maria de Liguori. Beliau adalah seorang Uskup dan Pujangga Gereja;  pendiri ordo Redemptoris yang berkarya hampir di seluruh dunia. Ia lahir dari keluarga orang berada. Ketika umurnya masi beranjak 17 tahun ia sudah sukses, ia menjadi salah satu advokat terhebat di daerahnya. Namun, dalam suatu kesempatan ia dikalahkan dalam persidangan. Ia kemudian meninggalkan pekerjaan yang ia jalani bahkan ia juga meninggalkan harta warisan ayahnya dan memilih untuk menjadi seorang imam diosesan. Ia kemudian menjadi imam yang sangat dikenal dengan pengkotbah ulung. Ia juga dikenal sebagai penulis buku, terutama buku-buku teologi dan sampai saat ini masih digunakan. Sambil berdoa mohon penyertaan Tuhan dalam hidup ini yang penuh kesulitan, kita hendaknya belajar juga dari Yohanes Pembaptis dan Santo Alfonsus  untuk tetap tegar hidup sebagai orang benar dihadapan Tuhan dan sesama. ***

 

Foto Kredit: Pembunuhan Yohanes Pembaptis, www.elsentoine.com