Bocah korban perang tumbuh dalam ketakutanm, ilustrasi dari alfonso-el-sabio.blogspot.com

Bacaan I: 1Yoh. 4:11-18, Bacaan Injil: Mrk. 6:45-52

 Renungan:

Warta sabda dari surat pertamaYohanes hari ini menjelaskan efek yang luar biasa dari kasih Allah yang kekal dan abadi. Yohanes menegaskan bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman. Barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Ketakuan terjadi saat seseorang mengalami keterasingan. Ketakutan juga muncul saat seseorang kehilangan pegangan. Pegangan itu bisa dalam wujud apa pun yang menjamin hidupnya.

Di sinilah kerap kali orang tak mampu memahami jaminan hidup macam apa yang sungguh-sungguh bisa membuat dirinya bebas dari pelbagai macam bentuk kecemasan dan ketakutan. Banyak orang menjaminkan hidupnya pada hal-hal yang sifatnya sementara. Misalnya, harta benda yang mereka kumpulkan tanpa henti. Tentu, sebagai orang-orang beriman kita memahami secara pasti bahwa jaminan hidup yang kekal dan abadi adalah kasih Allah. Sebelum manusia berusaha untuk mengumpulkan jaminan hidup di dunia ini, Allah telah terlebih dahulu mencurahkan anugerah kehidupan setiap harinya. Anugerah hidup inilah yang kerap kali terlewatkan untuk disyukuri. Kerap kali bahkan hidup yang dianugerahkan itu dijalani dengan kesia-siaan.

 Warta Injil hari ini melukiskan ketakutan yang melanda diri para murid. Sekurang-kurangnya ada dua hal yang membuat para murid itu ketakutan. Pertama, mereka takut terhadap badai. Kemudian, penginjil Markus menggambarkan setelah angin kencang dan badai menakut-nakuti mereka, ketakutan kedua muncul. Dalam riuh rendah badai itu, para murid dilanda ketakutan terhadap Yesus sendiri. Dalam kegelapan dini hari, mereka mengira Yesus hantu. Pesan warta Injil ini menegaskan bahwa Yesus menunjukkan kepada para murid-Nya bahwa mereka harus melalui jalan panjang untuk bisa mencapai kepenuhan kasih yang sempurna yang bisa mengusir segala bentuk ketakutan. Jika takut akan Allah adalah awal dari kebijaksanaan, kebijaksanaan itu secara utuh dan lengkap ditemukan dalam kasih Allah. Ketika cinta kasih Allah dirasakan secara penuh, segala macam bentuk rasa takut akan hilang. Permenungan yang bisa dilakukan hari ini bisa dimulai dengan pertanyaan: Bisakah hari ini saya tinggal dalam cinta kasih Allah dengan mencoba merasakan segala macam bentuk rahmat yang tercurah pada diri saya. Selanjutnya, saya akan menantikan efek langsung dari tinggal dalam kasih Allah itu, yaitu lenyapnya segala macam bentuk kecemasan dan ketakutan yang tak beralasan.

Keterangan FotoBocah korban perang tumbuh dalam ketakutan, ilustrasi dari alfonso-el-sabio.blogspot.com.