ITA sering kali mudah galau, putus asa dan kehilangan harapan ketika impian dan harapan tak sejalan dengan kenyataan. Kita menyerah atau mungkin berlari pada hiburan yang tak sehat. Kita luppa bahwa segala sesuati masih bisa diperbaiki dan dimaknai kalau saja kita mau membuka diri. Kisah dua murid yang kembali ke Emaus merupakan contoh nyata. Mereka addalah orang yang kehilangan harapan, sebab apa yang mereka impikan pada Yesus berakhir pahit; Yesus wafat disalib. Mereka hendak kembali ke rutinitas yang lama di kampung asal, dan sepanjang jalan mereka berkisah perihal segala sesuatu yang terjadi. Dan, Tuhan hadir dalam perjalanan, menemani dan membuka mata mereka ketika dalam perjamuan. Bagaimanapun, pada akhirnya perjumpaan dengan Tuhan selalu mampu mengubah orang. Dua murid yang kecewa itu pun kembali ke Yerusalem dengan harapan baru.
Kisah dua murid ini mengajarkan kita betapa pentingnya keterbukaan pada sesame dalam setiap penderitaan dan kekecewaan dalam hidup. Kekecewaan, putus asa dan kehilangan harapan merupakan sebuah hal yang biasa dan bisa dialami oleh siapa saja. Namun, hal yang tak boleh hilang dalam setiap krisis kehidupan ialah kesediaan untuk berbagi kisah dengan sesama. Sebab, Tuhan hadir membagikan harapan kepada orang yang setia membuka hati pada tuntunnan-Nya. Yesus yang telah mengalahkan kematian dengan kebangkitan-Nya, akan tetap menyertai kita sebagai murid-murid-Nya dalam situasi apapun.
Tuhan, sertailah aku selalu dalam setiap perjuangn hidupku, dan jangan tinggalkan aku sendirian. Aku sangat membutuhkan Engkau. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.