AK kenal maka tak sayang,” demikian kata pepatah. Hal ini mengandaikan bahwa pengetahuan kita terhadap seseorang akan menjadikan kita makin mencintai orang itu. Dalam kenyataannya memang demikian. Semakin kita mengenal seseorang, semakin kita bisa mencintainya.
Yesus hadir di tengah-tengah jemaat Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Ia mengajar dengan penuh hikmat sehingga jemaat yang besar itu takjub kepada-Nya. Demikian pula dengan mukjizat-mukjizat yang diperbuat-Nya.
Akan tetapi, apa yang terjadi dengan mereka itu setelah mereka tahu silsilah keluarga Yesus? Mereka kecewa dan menolak Dia. Mereka tidak melihat Yesus sebagai pewahyuan diri Allah tetapi hanya mengaitkan Yesus dengan kekerabatan dan lokasi lahir. Mereka mengenal pribadi Yesus dengan pemahaman yang serba terbatas.
Dalam Kitab Samuel dikisahkan bahwa Daud menolak Allah. Dia berdosa terhadap Allah. Karen itu, ada satu dari tifa malapetakan yang harus menimpa diri dan bangsanya (penyakit sampar, kelaparan, atau hidup dalam pengembaraan). Daud memilih penyakit sampar yang akhirnya memusnahkan 70.000 dari 130 000 rakyatnya.
Apakah kita selalu berupaya mengenal dan menerima Yesus? Apakah kita menerima Dia hanya karena doa-doa kita terkabul? Marilah kita senantiasa mengenal dan menerima Dia. Kita percaya Dia pasti memperhatikan apa pun kebutuhan kita.
Ya Bapa, ajarilah aku untuk semakin mengenal dan mencintai Yesus Putra-Mu, lewat Sabda dan Santapan Rohani. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.