1Kor. 9:16-19.22-23, Mrk. 16:15-20
Mrk 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
Mrk 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Mrk 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
Mrk 16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Mrk 16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
Mrk 16:20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Renungan
Kemenangan senantiasa ditegakkan atas kekalahan. Oleh karena itu, ada kelompok yang bersorak-sorai atas kemenangan yang diraih dan ada kelompok lain yang diam, sedih, tunduk, mugkin dengan ‘sakit’ menerima kekalahannya. Begitulah aturan main kehidupan?
Rupanya tidak selalu seperti itu. Kita dengar dalam surat pertama kepada jemaat di Korintus, bagaimana Paulus memenangkan jemaat. Dia memenangkan jemaat tidak dengan kekerasan apalagi mengusainya. Dia justru merendahkan diri bahkan menjadikan dirinya lemah. Dia menjadikan dirinya pelayan dan teladan bagi jemaat di Korintus. Itulah yang menyebabkan pewartaannya berhasil dan diterima dengan gemilang.
Pelayanan, berbuat baik tanpa pandang harkat dan pangkat, merupakan metode pewartaan yang paling bisa diterima untuk saat ini. Pelayanan bukan dengan tujuan semata-mata untuk ‘membaptis’, namun paling utama adalah ‘menyelamatkan jiwa’ seseorang. Keselamatan jiwa itu bukan terletak melulu pada pembaptisan, melainkan pada keberadanya sebagai manusia; terletak pada penghargaan, pada penerimaan, pada pengakuan dan keberartiannya dalam tatanan kehidupan keluarga dan masyarakat.
Semangat misionaris semacam itulah yang menggerakan Santo Fransiskus Xaverius untuk ‘mewartakan Kristus’ di tanah Ambon.
Ya Roh Allah, Urapilah hatiku. Sucikanlah niatku sehingga di mana pun aku berada, aku senantiasa terbuka pada kelembutan-Mu. Kelembutan yang membawa damai dan kesatuan di muka bumi ini. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2014
Keterangan foto: Mengobarkan Sukacita Injil, Ilustrasi dari www.tempo.co
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.