PEKAN BIASA XVII-Pw. S. MARTA
Kel.34:29-35; Mzm. 99:5-7,9; Yoh.11: 19-27 atau Luk. 10: 38-42 atau dr RUybs.
CERITA tentang Marta dan Maria yang telah kita dengar dalam bacaan injil hari ini adalah gambaran tentang dua sifat khas yang dimiliki manusia pada umumnya. Marta ingin membuat yang terbaik untuk sahabat yang begitu dekat dengan mereka. Namun satu hal yang mungkin membuat Marta lupa adalah ia terlarut dalam kesibukan dan lupa akan siapa yang Ia layani. Kecemasan yang dimiliki Marta membuatnya memilih tindakkan yang mungkin tidak begitu penting pada saat itu. Sedangkan, saudarinya Maria, telah memilih yang terbaik. Maria bukan tipe orang yang suka dilayani, melainkan dia memilih yang terbaik yang tidak bisa diambil darinya. Maria memilih untuk berada di kaki Yesus Sang Guru sambil mendengarkan wejangan dan pesan-pesan kehidupan. Hal inilah yang harus menjadi contoh bagi kita semua. Kita harus mampu menjauhkan sikap takut dan cemas ketika kita mengundang Tuhan hadir dalam hidup kita. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita mesti disambut juga oleh kehadiran hati kita di hadapan-Nya.
Dalam menjalani kehidupan ini, ada begitu banyak masalah. Karena banyaknya perkara, maka kita disuguhi pilihan-pilihan. Kita telah diberi nurani untuk memilih yang baik dan yang tidak baik. Memilih yang baik berarti kita bekerjasama dengan rahmat Tuhan, sementara untuk kurang/tidak baik, perkara itu dengan sendirinya merugikan hidup kita. Dalam bacaan Injil pada hari ini, kita memperhatikan dua sosok yang sikapnya berbeda. Marta adalah sosok yang suka aktif, artinya sibuk dengan perkara-perkara dunia, sementara Maria adalah sosok yang lebih suka mendengarkan nuraninya untuk lebih dekat dengan Tuhan. Dalam hidup ini kita tidak pernah terlepas dari kesulitan dan kemalangan. Sekiranya kita tak mampu menghindari perkaran-perkara itu, kepada siapakah kita mengadu? Tentu saja kepada Tuhan yang memberi kehidupan ini. Banyak orang sedemikian sibuk seperti Marta, akhirnya lupa akan kebaikan Tuhan yang telah memberikan segalanya kepada hidup kita. Siapa pun yang begitu sibuk dengan perkara-perkara dunia, biasanya lupa akan Tuhan yang memberi segalanya. Jadi, kalau Yesus menegur Marta dan memuji Maria tentu ada maksud dan tujuannya. Maksud utama dari Yesus antara lain bahwa kita harus ada waktu untuk mendengar sabda-Nya. Sabda ini harus menjadi santapan rohani dalam menjalani hidup ini. Bakti kepada Yesus adalah jalan utama untuk meniti kehidupan ini. Hari ini Gereja merayakan pesta St. Marta, saudara Maria. Dalam menjalani hidup ini yang penuh tantangan ini kita perlu Yesus sebagai teman seperjalanan kita dan Firman Tuhan harus menjadi referensi dalam hidup ini. ***
Foto Kredit:Yesus, Maria dan Marta, www.marcelline.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.