ASUL Paulus menujukkan dua macam perhambaan. Hamba dosa adalah hidup yang dikuasai oleh berbagai keinginan fana yang merusak dan membawa kematian. Sedangkan hamba kebenaran adalah hidup yang ditandai dengan segala tindakannya berada di bawa kasih karunia Allah yang memerdekakan. Melalui salib dan kebangkitan-Nya, Yesus membebaskan manusia dari penjara dosa dan kuasa maut (bdk.Rm.6:18). Oleh karena itu, manusia memperoleh hidup dan dituntun dalam kebenaran Allah yang menyelamatkan. Untuk itulah, Paulus mengingatkan agar tetap setia dan menyerahkan diri kepada Allah sebagai pilihan yang memerdekakan.
Hamba kebenaran dikemukakan oleh Yesus dalam sikap seorang hamba yang siap siaga menanti dan melayani tuannya. Sikap menanti dan siaga sebagai sebuah tindak kesetiaan iman. Ada banyak hal yang dapat merongrong kesetiaan beriman. Sikap egois, nafsu serakah, kekuasaan, dsb (bdk. Luk.12:45). Kesetiaan beriman kepada Allah membawa pada kebahagiaan dan keselamatan yang menjadi pilihan dan tujuan utama hidup manusia.
Apakah kita tetap setia beriman meskipun berhadapan dengan tantangan dan persoalan hidup?
Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar aku selamat dan bahagia. Semoga aku tetap setia beriman kepada-Mu dan mewujudkan iman itu di tengah dunia. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta
Kredit Foto : Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.