ERBUAT amal sangat baik dan dianjurkan agama. Akan tetapi, ada orang yang senang namanya disebut sebagai penyumbang. Ada orang yang sengaja mengundang wartawan untuk meliput beritanya. Atau mengabadikan jasanya dalam bentuk piagam penghargaan atau buku kenangan. Mereka membuthkan pengakuan dan penghargaan manusiawi. Bila ini yang dicari, maka amal kasih mereka telah mendapat upah duniawinya pada saat tuntutan mereka dipenuhi.
Yesus mencela orang-orang Farisi yang berderma untuk dipuji. Allah itu Mahatahu, Ia pasti melihat perbuatan baik kita dan membalasnya. Jika kita mengharapkan balasalan pujian di dunia ini, maka kita sudah mendapatkan upahnya bila sudah dipuji orang. Namun, bila kita berbuat baik demi Allah, maka Allah yang akan mengganjarnya. Memberi sesuatu dengan harapan akan menerimanya kembali, bukanlah ajaran Yesus. Paulus mengingatkan kita juga agar memberi derma tanpa pujian dan mengharap kembali. Kita malah diajaknya berlomba-lomba berbuat baik.
Hari ini kita memperingati St. Aloisisus Gonzaga, seorang biarawan Yesuit. Ia aktif membantu di rumah sakit ketika terjadi wabah penyakit pes di Roma pada abad ke-16. Ia bekerja demi Tuhan saja, tanpa pamrih. Ia akhirnya meniggal dalam usia sangat muda, 23 tahun, karena tertula penyakit pes dari orang-orang yang dibantunya. Hidupnya semata-mata demi Tuhan dan membantu sesama saja. Kita dapat meneladaninya.
Ya Tuhan, buatlah aku rendah hati, agar aku dapat melakukan perbuatan baik tanpa maksud dipuji dan dihargai orang lain, tetapi semata-mata demi kemuliaan nama-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: saling berbagi/youtube.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.