Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian, Rabu: 21 Februari 2018, Luk. 11:29-32

Renungan Harian, Rabu: 21 Februari 2018, Luk. 11:29-32

Belajar Mengampuni/Ilustrasi (Ist)

ERTOBATAN” merupakan sebuah kata yang familiar dan sekaligus perintah yang sering disebut dalam Kitab Suci untuk dijalankan oleh umat manusia. Perintah ini gampang dilagalkan, tetapi tak mudah dilakukan. Pertobatan di satu sisi merupkan pilihan kita, tetapi di sisi yang lain merupakan karunia Allah berkat tuntuntunan Roh Kudus. Nabi Yunus diutus Tuhan untuk mewartakan pertobatan kepada orang-orang Niniwe. Seruan pertobatan itu sampai pada raja, maka seluruh kota diperintahkan untuk bertobat. Bahkan Raja membuat proklamasi agar semua orang Niniwe berpuasa dan memakai pakaian berkabung. Oleh karena itu, Allah berbalik dari murka-Nya dan menerima pertobatan raja beserta penduduk kota itu. Kisah ini menunjukkan bahwa Allah menanggapi permohonan umat-Nya yang berteku dalam doa dan mau memperbarui dirinya.

Orang Yahudi dan para ahli taurat selalu menuntut tanda kepada Yesus. Permintan itu seolah-olah menunjukkan bahwa mereka merupakan orang-orang yang terbuka pada ajaran Yesus, namun sesungguhnya mereka menutp hati dan merasa diri lebih benar daripada yang lain. Yesus menegur mereka dengan keras: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat.” Kehadiran Yunus dan Yesus sebenarnya merupakan sebuah tanda dan ajakan bertobat. Pertobatan selalu menjadi pintu gerbang untuk mendapatkan pengampunan Allah.

Banyak orang bertanya apakah Allah mau mengampuni orang yang bertobat. Pertanyaan ini sebetulnya keliru. Seharusnya yang patut ditanyakan ialah apakah saya mau bertobat atau tidak. Allah selalu memberikan pengampunan kepada mereka yang mau bertobat. Sebab, Ia adalah Kasih dan Maha Pengampun. Namun, kita kerap menunda bahkan mengabaikan sikap tobat oleh sebab ketegaran hati. Percayalah, tak ada pengampunan tanpa keinginan untuk memohonkan rahmat dan melakukan pertobatan.

Ya Allah, bantulah aku untuk semakin peka melihat tanda-tanda kehadiran-Mu dalam hidupku, sehinga aku memperoleh pengampunan dan keselamatan. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit Obor, Jakarta