IAPAKAH aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Begitulah jawaban Musa ketika Allah menampakkan diri dan mengutusnya dari dalam nyala api di semak duri (bdk. Kel. 3:2.11). Musa merasa tidak punya kemampuan untuk melakukan tugas itu, padahal Allah akan menyertai siapa saja yang dipanggil untuk menjalankan rencana-Nya. Dalam doa-Nya, Yesus bersyukur kepada Bapa karena orang-orang kecil justru dipilih untuk menyingkapkan rencana-Nya. Para murid Yesus pun berasal dari kalangan orang-orang sederhana, namun memiliki kemauan untuk bekerja keras dan kesetiaan untuk berjuang demi Kerajaan Allah. Panggilan Allah sering kali dimulai dari kalangan mereka yang mampu beriman secara sederhana dan tidak mengandalkan kepandaian ataupun kehebatannya.
“Bukankah Aku akan menyertai engaku?” (Kel. 3:12). Jaminan dari Tuhan Allah ini adalah satu-satunya kekuatan yang membuat kita berani menjawab “Ya” pada panggilan untuk melayani di masa kini. Tuhan selalu memberi kekuatan yang cukup dalam setiap tugas yang kita emban, maka yang diharapkan dari kita ialah kerelaan dan kesetiaan untuk melakukan dengan sebaik-baiknya pekerjaan yang dipercayakan-Nya kepada kita.
Tuhan Yesus, Engkau memanggilku dengan namaku karena Engkau sudah merencanakan hidupku sejak aku masih dalam kandungan ibu. Semoga aku tetap setia melakukan tugas dari-Mu dengan sepenuh kemampuanku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Musa membawa bangsa Israel keluar dari Mesir/Nafiri Sion – blogger
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.