pakah harta kita yang paling berharga? Bagi para murid, harta itu bukan perak atau emas, namun iman akan Tuhan yang hidup dan menyelamatkan. Itulah yang membuat mereka dalam nama Yesus membangkitkan orang yang lumpuh. Para murid tidak begitu saja mencapai iman seperti itu, seperti dua murid dari Emaus yang pulang karena menganggap kisah mereka mengikuti Yesus sudah tamat, sudah masa lampau. Bagaimanapun mereka masih membicarakan-Nya, dan karena itu Yesus hadir menyertai mereka, walau semula mereka tidak mengenali-Nya lagi-lagi karena pikiran mereka: tak mungkin Yesus yang sudah mati kini menyertai mereka. Namun karena mereka membicarakan Dia Yesus ikut hadir dan berbicara dengan mereka.
Seperti para murid itu, seringkali bagi kita pun Yesus tidak sungguh hadir, kita puas dengan mengikuti ajaran-Nya, minimal dengan ke gereja setiap Minggu. Sedangkan dalam hidup sehari–hari kita tak pernah membicarakan Tuhan Yesus, kita juga tak pernah menyentuh Kitab Suci yang kita biarkan menghiasi meja atau rak buku kita. Kita juga tak pernah ikut pertemuan lingkungan, karena merasa lelah sesudah kerja seharian, lebih baik santai menikmati hiburan dari TV. Lalu lewat mana Tuhan Yesus boleh hadir menemani kita? Iman kita akan Yesus yang hidup harus kita wujudkan dengan sering membicarakan Dia. Inilah pintu masuk Yesus untuk menemui kita, Dia hadir tatkala kita mau membicarakan Dia.
Ya Tuhan, tiada harta yang lebih berharga bagiku selain iman akan Dikau yang hidup dan menyelamatkan. Tambahkanlah imanku selalu. Amin.
Sumber : Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.