Kis 5: 17-26;
Injil : Yoh 3: 16-21
Menyukai Kegelapan, Membenci Terang?
PERGANTIAN hari ditandai oleh pergantian terang dan gelap, siang dan malam, terus berputar dan berganti. Terang dan gelap juga menjadi simbol dalam hidup rohani. Orang percaya hidup dalam terang, orang tidak percaya hidup dalam gelap. Orang yang berbuat baik dan benar hidup dalam terang, orang yang berbuat jahat hidup dalam gelap. Allah itu Terang dan setan itu gelap.
Yesus menegaskan bahwa kehadiranNya di dunia ini untuk membawa Terang agar manusia bisa hidup dalam Kebenaran dan rajin berbuat baik.
Yesus sudah hadir sebagai manusia 2000 tahun lamanya. Juga sudah banyak orang menjadi percaya kepada Yesus oleh pewartaan para Rasul dan pengganti-pengganti mereka sampai hari ini. Pewartaan itu dan orang-orang yang sudah percaya sudah tersebar ke seluruh dunia. Tetapi apakah semua orang percaya itu sudah hidup dalam terang, dalam arti rajin berbuat baik dan benar? Kiranya kita akan mengatakan tidak semua orang yang mengaku percaya kepada Yesus hidup dalam terang. Memang Yesus sejak awal sudah mengingatkan, “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat”.
Banyak orang yang sudah dibaptis tidak pernah ke gereja dan ikut kegiatan gerejani. Banyak orang mengaku dalam KTP beragama Katolik tetapi tersangkut dalam perbuatan jahat, narkoba, korupsi, suap, dll. Biasanya orang-orang semacam ini jarang ke gereja pada hari Minggu, dan kegiatan-kegiatan di komunitas basis, lingkungan atau rukun dan apalagi dalam kegiatan-kegiatan pendalaman iman. Mengapa? “Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak”. Lalu bagaimana caranya untuk memberikan penyadaran kalau mereka tidak datang ke gereja, kegiatan rukun, komunitas basis atau kegiatan pendalaman iman? Mari kita menjadi terang bagi mereka.
Ilustrasi :Habis Gelap Terbitlah Terang, mobavatar.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.