ANUSIA memiliki kecerendungan untuk membincangkan keburukan orang lain di tempat tersembunyi, dan malu untuk mengungkapkan pujian atas kebaikannya. Mungkin benar dikatakan demikian, di mana dua atau tiga orang berkumpul, di sana ada gosip yang siap dihembuskan. Apalagi dengan perkembangan dunia teknologi, keburukan dan kejelekan sesama dengan mudahnya dibagi-bagikan. Sebaliknya, kebaikan dan keberhasilan tak sering diwartakan kepada sesama.
Yesus dalam kisah Injil hari ini mewariskan pesan yang sangat jelas untuk kita. Setiap keburukan yang dilakukan oleh sesama, tidak boleh dijadikan cerita untuk dikisahkan kepada orang lain. Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah menegur secara empat mata. Sayangnya, kita lebih sering hadir sebagai hakim yang memberikan penilaian dan vonis atas keburukan atau kejahatan orang lain, daripada sebagai teman yang datang menawarkan nasihat dan teguran. Semoga bacaan Injil hari ini menyadarkan kita untuk senantiasa menguburkan semua hal buruk dan memberitakan perihal baik. Keburukan dan kejahatan tidak untuk diwartakan, sebab hanya sukacita Injil yang perlu diwartakan oleh para pengikut Kristus.
Allah Bapa yang Mahabaik, ciptakanlah damai dan kerukunan di antara sesama manusia. Semoga hatiku dilimpahi dengan kasih-Mu yang sanggup aku bagikan dengan sesama di sekitarku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.