MELANJUTKAN kecamannya kemarin, Yesus mengingatkan betapa hidup keagamaan yang tampak baik belum tentu berkenan di hadapan Tuhan. Ada dua kecaman yang berkaitan satu sama lain yang dilontarkan Yesus kepada orang-orang Farisi. Pertama, soal persepuluhan. Kedua, tentang sikap gila hormat. Celakanya, kedua bentuk hidup keagamaan ini masih subur dan berkembang hingga dewasa ini, bahkan di dalam kalangan gerejani.
Saya tidak setuju dengan konsep sumbangan untuk Gereja dengan endorsement yang semakin subur dewasa ini. Nama-nama para donatur ditulis besar-besar, sering dengan tinta emas, di dinding-dinding Gereja. Kadang-kadang bahkan dalam bentuk monumen. Terus terang ini jelas-jelas bertentangan dengan kata-kata Tuhan Yesus sendiri, “Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.”
Ada pula orang-orang yang getol menyumbang Gereja, para uskup, dan para pastor dengan maksud-maksud yang mungkin tidak disadari mereka sendiri. Antara lain, supaya mereka dihormati sehingga apa pun yang mereka minta kepada para uskup dan para pastor pasti diperhatikan dan dijalankan. Kalau keinginan mereka ternyata tidak dipenuhi, dengan mudah mereka tersinggung dan berkata, “Kalau begitu saya tidak akan menyumbang lagi. Percuma!” Kalau begitu, perlu dipertanyakan motif mereka dalam menyumbang.
Saya tidak mungkin melarang mereka yang menyumbang dan minta endorsement dan perhatian seperti di atas. Namun, saya harap kalian bukan berasal dari golongan ini.*** (RD. Gregorius Paulus, CSE).
Kredit Foto: Yesus mengecam orang-orang Farisi, www.atmajaya.ac.id
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.