ADA hari ini, Gereja Katolik memulai masa prapaskah dengan penerimaan abu di dahi. Sebuah tanda yang hendak mengungkapkan pertobatan. Ketika menerimakan abu, imam atau diakon akan mengatakan, “bertobatlah dan percayalah kepada Injil”. Ungkapan yang serupa pun diserukan oleh Nabi Yoel dalam pewartaannya. “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu…, dengan berpuasa dan koyakanlah hatimu dan jangan pakaianmu…” Seruan ini memiliki makna mendalam, sebab doa, puasa dan segala kegiatan keagamaan yang kasat mata dapat dijadikan sebagai topeng pembenaran diri kalau tidak disertai perubahan batin dan perbuatan baik.
Apa yang perlu kita lakukan dalam masa prapaskah ini sebagai ungkapan pertobatan? Kisah Injil hari ini menasihatkan tiga tindakan yang perlu dilakukan, yakni berpuasa, beramal, dan berdoa. Kita bersyukur karena Yesus mengajar dan menegur kita supaya tidak jatuh dalam kesombongan rohani hanya karena menjalankan apa yang diperintahkan agama, tetapi tidak disertai dengan perubahan hati dan tindakan yang baik sebagai ungkapan iman.
Ya Allah, Engkau sungguh panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Semoga di masa pertobatan ini sungguh dapat aku jalankan dengan ketulusan hati sehingga mendatangkan kebaikan kepada semua orang. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit Obor, Jakarta
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.