DA banyak kasus yang terjadi di negara kita ketika iman dan ragam perbedaan dijadikan isu untuk merusak tatanan hidup bersama. Persoalan menjadi lebih pelik ketika pihak berkepentingan mengkalim diri sebagai kelompok yang paling benar dan suci. Ruang kesetaraan dan keadilan bagi setiap orang masih menjadi perjuangan terus menerus untuk anak bangsa ini. Penghayatan iman dan keberanian mengakui identitas kristiani menjadi sikap dan dasar kemuridan Kristus, meski memiliki konsekuensi yang tidak mudah.
Yesus melalui Sabda Bahagia menunjukkan konsekuensi dan risiko yang mungkin akan dihadapi karena iman dan tindakan kebenaran. Perwujudan iman di tengah dunia manusia dengan segala kecenderungannya memungkinkan lahirnya persoalan, tantangan, dan sikap-sikap yang menyakitkan. Terbuka kemungkinan martabat kemanusiaan dan taruahn nyawa menjadi konsekuensi akhir dari hidup keberimanan kita. Yesus memberikan peneguhan dan janji bahagia bila kita setia menghidupi iman kepada-Nya hingga akhir (bdk. Luk. 6;20-23). Inilah yang menguatkan kita untuk berani menunjukkan identitas kristiani dan mewujudkannya dalam sikap hidup keseharian. Apakah kita juga berani setia beriman kepada Yesus dalam pelbagai himpitan hidup di sekitar kita?
Tuhan Yesus, berilah aku anugerah kesetiaan untuk mengimani Engkau dalam berbagai situasi hidup. Semoga ragam persoalan dan tantangan tidak memudarkan iman dan kasihku akan Dikau. Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.