EKAN beriman terkasih, Yesus berbeda dengan guru-guru Yahudi. Dia tidak menunggu inisiatif calon murid untuk mendatangi-Nya. Ia sendiri yang mencari, menjumpai, memanggil dan mengangkat mereka. Tindakan Yesus ini membuat kita paham bahwa ada sebuah kemendesakan ilahi yang tak cukup mampu ditangkap oleh inisiatif manusia. Yesus membawa sebuah misi besar yang tidak bisa dikerjakan jika menunggu inisiatif dari manusia untuk memulainya. Yesus memulai misi itu.
Menjadi Kristen berarti bergabung dalam misi Yesus atau dalam proyek Allah. Hal itu berarti bahwa kita dipercayai oleh Yesus untuk berpartisipasi bersama-Nya. Menjadi Kristen merupakan sebuah kepercayaan dari Allah. Namun pertanyaannya: “Sungguhkah saya mengimani bahwa dengan menjadi Kristen, berarti Allah menaruh kepercayaan dalam diri saya?”
Seberat apa pun permasalahan hidup; entah kesepian, ditinggalkan, diacuhkan/tak dianggap, dikhianati, adanya gambaran masa depan yang suram, kecemasan, ketakutan, dll., hal itu hendaknya tak lekas menjadi alasan untuk menyerah dan tak percaya. Sebab, Yesus memercayai kita. Ia tinggal bersama kita dan tak berdiam diri. Kalau kita dipercaya oleh Yesus, itu artinya kita dicintai oleh-Nya. Bahkan, dalam diri Yudas Iskariot pun Yesus menaruh kepercayaan (dan cinta-Nya) yang begitu besar. Semoga kita tidak menggadai kepercayaanl cinta Yesus karena kekelaman/kekalutan hidup kita sendiri.
Ya Allah, tanamkqnlah kesadaran dalam dirika bahwa Engkau tengah mem-percayakan sebuah proyek agang bagiku, yakni membdngun Kerajaan Allah. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.