Bacaan I: 2Kor. 3:4-11, Injil : Mat. 5:17-19
MAT 5:17 “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Mat 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Mat 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Renungan
Rasul Paulus dalam bacaan pertama hari ini menyebut dirinya sebagai pelayan-pelayan Allah bukan karena hukum tertulis melainkan karena Roh. Menurut dia hukum tertulis itu mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Secara konsisten Paulus mengkritik hukum Taurat di dalam sebagian besar suratnya kepada umat di Roma. Yesus pun sering kali mengkritik bahkan melanggar hukum dan adat-istiadat Yahudi. Sementara itu dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat melainkan untuk menyempurnakannya. Apa maksud dari pernyataan Yesus ini?
Kata hukum dalam terminologi Yahudi mempunyai tiga arti. Pertama, hukum berarti Sepuluh Perintah Allah. Kedua, Lima Kitab Musa yang disebut Pentateukh. Ketiga, tradisi dan adat-istiadat Yahudi. Hukum dalam arti yang ketiga itu sering kali melenceng dari substansi hukum Tuhan. Hukum seperti inilah yang dikecam oleh Yesus dan Paulus. Yesus datang tidak untuk menggenapi hukum seperti itu melainkan prinsip-prinsip umum hukum seperti tertulis di dalam Sepuluh Perintah Allah yang mencapai kesempurnaan dalam hukum cinta kasih kepada Tuhan dan sesama. Marilah kita berusaha untuk mengasihi Tuhan dan sesame dalam semangat kerendahan hati.
Tuhan, bantulah agar aku sanggup menuruti hukum-hukum –Mu itu, yakni mencintai-Mu dan sesamaku manusia. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2015
Credit Photo: The Law of God, christofgrace.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.