ERDOA di kala sakit, sedih, atau malang tidaklah mudah. Itu mengandaikan adanya iman yang kuat bahwa Tuhan itu dekat, adil, dan baik. Tobit dan Sara memiliki iman yang besar itu. Di tengah kebutaan yang dideritanya, Tobit merasa nista, namun ia masih tetap berdoa dan pasrah kepada Tuhan. Ia berkata, “Berbuatlah kepadaku menurut kehendak-Mu”. Sara juga demikian. Ia telah menikah 7 kali, tapi semua suaminya mati pada malam pertama. Ia mengalami delusi dan tidak ingin hidup lagi. Tapi Tuhan mendengarkan doanya. Tuhan mengabulkan permohonan Tobit dan Sara.
Yesus berkata, Allah kita bukanlah Allah orang-orang mati, tetapi Allah orang-orang hidup. Karena itu, ada kebangkitan badan, Yesus mencela orang-orang Saduki yang tidak percaya adanya kebangkitan. Kita tidak dapat tahu bagaimana bentuk kita sesudah mati. Tapi, dalam iman akan Kristus yang bangkit, kita percaya bahwa hidup kita tidak melenyap, hanya diubah. Tubuh kita yang bangkit tidak serupa dengan tubuh duniawi ini lagi. Semua keadaan ketika bangkit tidak dapat dibandingkan dengan keadaan sekarang ini. Kita akan hidup selamanya bersama Yesus. Karena itu, kita tidak takut akan hal-hal yang dapat membunuh badan, tetapi tidak dapat membunuh jiwa. Kepercayaan kita akan kebangkitan memusnahkan ketakutan kita akan hidup ini. Hidup di dunia adalah kesempatan terbaik bagi kita untuk mempersiapkan diri bagi hidup abadi bersama Tuhan di dalam Kerajaan Allah.
Ya Tuhan, di tengah segala pencobaan dan kemalanganku, semoga aku tetap beriman kuat dan tetap percay kepada-Mu. Amin.
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.