AHABAT terkasih, setelah mengusir setan, Yesus malah gantian diusir. ‘Bukankah menyembuhkan orang yang kerasukan setan itu sesuatu yang benar?’ Tentu saja, namun rupanya hal itu tidak berlaku di Geraza. Orang yang kerasukan setan itu sengaja ditempatkan di daerah itu dengan sebuah tujuan yakni agar bisnis haram kepunyaan mereka, yakni memelihara babi (ternak haram bagi orang Yahudi) , tetap berjalan. Karenanyalah, orang yang kerasukan itu justru sengaja digunakan untuk melindungi bisnis itu agar tak seorang pun berani mendekati tempat itu selain masyarakat sekitar. Kisah ini menggambarkan bahwa manusia acapkali bekerja sama dengan setan dan kejahatan untuk melanggengkan usaha atau bisnis. Di sini, ‘kebenaran’ menjadi ancaman.
Perpolitikan di negara kita akhir-akhir ini pun menampilkan hal yang serupa. Orang yang bekerja dengan baik dan benar justru dimusuhi, bahkan disingkirkan. Upaya itu muncul justru dari orang-orang yang merasa keberlangsungan usaha haramnya terancam. Mereka yang biasanya mengais rejeki dengan tidak benar kerap gelisah saat berhadapan dengan kebenaran.
Sahabat yang baik hati, tentu dengan permenungan ini kita semua berharap agar sebagai murid-murid Kristus, kita tidak menjadi bagian dari kelompok para pebisnis haram. Sebab, sekali kita terjun dalam usaha-usaha yang tidak halal, kita akan didorong untuk bekerja sama dengan kejahatan, dan kita akan sulit untuk keluar dari kubangan itu. Alih-alih kita akan lebih sering mengusir Yesus dari pada menerima Dia.
Ya Allah, bantulah aku agar memiliki kepekaan agar tidak mudah bekeria sama dengan kejahatan, agar aku tidak mengusir Engkau. Sebaliknya, aku senantiasa mengundang Engkau datang dalam hidupku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.