Yesus Mahatahu, namun terkadang Dia melemparkan pertanyaan kepada orang-orang yang memohon kepada-Nya, seperti meminta sebuah kepastian, padahal Dia adalah Kepastian. Namun yang Yesus tanya adalah kepastian dari manusia. Seperti dalam Injil hari ini, “Percayakah kalian, bahwa Aku dapat melakukannya?” Yesus masih bertanya, padahal kedua orang buta itu sudah mengikuti Yesus dan berseru untuk mohon kesembuhan dari-Nya. Yang mengikuti Yesus itu banyak, membayangkan kedua orang buta itu berada diantara orang-orang tersebut, alangkah penuh perjuangan kedua orang buta ini untuk memperoleh kesembuhan. Iman bukanlah sesuatu yang bisa di jelaskan dengan kata-kata, namun sebuah kepercayaan. Kedua orang buta itu tidak dapat melihat Yesus namun hanya mendengar tentang Yesus. Pendengaran inilah awal iman mereka pada Yesus. Mereka tetap mengikuti Yesus karena percaya, walaupun nampaknya Yesus seakan-akan tidak mendengar seruan mereka.
Benarkah Yesus tidak mendengar seruan kedua orang buta itu? Yesus tentu saja tahu bahwa kedua orang buta itu memohon kesembuhan dari-Nya, namun Yesus menunggu hingga Ia tiba di sebuah rumah. Mengapa? Yesus mau menjalin relasi yang lebih personal. Rumah identik dengan kekeluargaan, persaudaraan, kesatuan hati, keakraban dan keterbukaan. Kesembuhan itu butuh proses, mencintai butuh proses, mengampuni butuh proses, bertumbuh butuh proses, kesuksesan butuh proses, bangkit dari keterpurukan butuh proses. Seluruh hidup kita adalah proses. Dalam menjalani proses, kadang kita butuh orang-orang di sekeliling kita, namun yang paling utama adalah kita butuh Tuhan Yesus. Kita butuh menyiapkan sebuah rumah, sebuah hati untuk Yesus bisa berdialog secara personal dengan kita dalam doa. Pertumbuhan dan kesembuhan pribadi memerlukan keintiman dengan Yesus, namun ada kala dalam segala perkara hidup, terkadang kita masih ragu akan kuasa Tuhan Yesus, dan yang lebih menyedihkan, ada yang memohon kesembuhan, jabatan, kekuasaan, atau kesuksesan dari hal-hal yang bertentangan dengan iman Katolik.
Anda mungkin tidak buta fisik, tidak buta rohani, anda hidup baik, rajin ke gereja, membantu orang miskin dan berbuat kebaikan lain, tetapi Tuhan Yesus tidak mengabulkan doa-doa anda. Bila hari ini Yesus bertanya kepada anda,”Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” kira-kira apa jawaban anda? Menggerutu dan komplain kepada Tuhan Yesus karena doa anda belum dikabulkan, menangis karena kecewa pada Tuhan Yesus, menyalahkan Tuhan Yesus tidak adil ataukah hal lain yang mengungkapkan kekecewaan anda terhadap Tuhan Yesus?
Pertanyaan Yesus hari ini mengajak kita untuk melihat diri kita lebih dalam. Di dalam hidup kita terkadang masih meragukan kuasa Tuhan Yesus. Bilamana doa atau permohonan kita belum dikabulkan? Mari masuk dalam diri kita tanpa kemunafikan, mungkin di sana masih ada keegoisan, keserakahan, kesombongan, luka batin, kebencian, dendam, iri dan dengki. Biarkan Yesus masuk dalam hati kita. Lalu kita mulai berdialog dalam doa serta mengakui kelemahan kita serta mengharapkan belas kasih-Nya yang akan menyembuhkan segala sakit jasmani dan rohani kita.
Hari ini bersama dengan santo Ambrosius, kita ingin percaya pada Tuhan Yesus dalam segala perkara hidup kita, hingga pada akhirnya Yesus akan berkata kepada kita,”Jadilah padamu menurut imanmu.”
Kredit Foto: https://www.google.co.id/
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.