NAK yang tak pernah merasa dicintai, biasanya sulit mencintai. Sebaliknya, anak yang dicintai orangtuanya, akan mudah mencintai orang lain. Pasien yang sakit berat dan tipe pemarah, jika merasakan kasih saya dari keluarga dan perawatnya, akan mudah menahan sakit dan menjadi tenang.
Pernah ada seorang ibu yang sulit melahirkan dan harus menjalani operasi besar. Dalam operasi itu hanya satu orang saja yang bisa diselamatkan: si ibu atau bayinya. Ketika ditanya perihal siapa yang perlu diselamatkan, si ibu menjawab, biarlah bayinya saja yang diselamatkan. Dia sudah mengalami kasih sayang dari orang tua, suami dan anak-anaknya yang lain. Ia ingin membalas kasih sayang itu dengan kasih juga. Dia rela mati agar bayinya itu beroleh hidup.
Dalam Injil hari ini, Yesus berkata bahwa Ia mengasihi kita karena Ia telah mengalami kasih Bapa (bdk. Yoh. 15:9). Yesus pun ingin agar kita saling mengasihi, seperti Ia telah mengasihi kita (Yoh. 15:12). Ia mengasihi kita sampai wafat di salib. Kasih Yesus itu haruslah kita amalkan dalam perbuatan. Rasul Yohanes berkata, “Barangsiapa tidak mengasihi, dia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah Kasih” (Yoh. 4;8). Kasih Allah tidak boleh dikerdilkan. “Jika kita berkata, “aku mengasihi Allah”, tapi tidak mengasihi sesama, maka kita adalah pendusta” (Yak.4:20).
Tuhan Yesus, berilah aku rahmat agar aku dapat mengerti bahwa hakikat-Mu adalah kasih dan agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu mengasihi sesamaku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.