EKAN beriman terkasih. Rasanya miris jika melihat antusiasme umat untuk mencintai Gereja kian waktu kian menurun. Banyak pula keluarga yang hidup menggerejanya kurang kompak. Kegiatan menggereja tak jarang dianggap sebagai rutinitas belaka, tanpa disertai motivasi iman yang mendalam. Di titik itu kita patut bertanya “Sungguhkah kita yakin bahwa iman kekristenan ini menyediakan sebuah jalan, kebenaran, dan kehidupan untuk keselamatan manusia?”
Kisah Injil hari ini dapat dijadikan sebuah perbandingan. Dahulu orang berbondong-bondong mencari Yesus karena ingin mendengarkan Sabda-Nya dan mendapatkan kesembuhan. Kita bisa berasumsi bahwa orang-orang yang berbondong-bondong mendatangi Yesus itu saling mengajak satu sama lain. Mereka tentu saling menginforrnasikan dan berdiskusi, sehingga terbentuk sekumpulan besar orang yang memiliki satu kerinduan yang sama yakni berjumpa dengan Yesus. Kenyataan seperti ini tidaklah muncul dewasa ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, banyak orang Kristen tidak lagi melihat Yesus sebagai sosok utama dalam imannya. Kedua, iman akan Yesus sudah disisipi dengan semangat individualistis, iman menjadi urusan masing-masing pribadi. Alhasil, tak mengherankan jika kini begitu jarang kita melihat suami, istri, dan anak-anak berbondong-bondong memadati bangku-bangku Gereja.
Marilah kita mengasah kepekaan dalam diri akan situasi iman dan Gereja kita, akan situasi kekristenan di sekitar. Kita tidak bisa terus menerus tinggal diam. Kita harus keluar dan mengajak orang-orang, minimal keluarga hita sendiri, untuk menjumpai keselamatan di dalam Yesus.
Ya Allah, mampukanlah aku menjadi penggerak bagi orang-orang cli sekitar, agar secara bersama-sama berusah untuk berjumpa dengan Yesus Kristus Putra-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.