Anak yang tersesat pulang kembali ke rumah/Foto: Wordpress.com

KULAH gembala yang baik”, kata Yesus. Ia memperkenalkan diri sebagai Gembala. Seorang gembala akan menjaga kawanan domba dari pelbagai ancaman, baik perampok atau binatang buas. Ia  rela mempertaruhkan nyawa demi menjaga kawanan. Bagi kita, Yesus merupakan seorang Gembala Sejati yang memelihara, melindungi dan berkorban bagi domba-dombaNya. Ia menuntun kita ke tempat yang benar dan penuh kedamaian. Sebagai domba-domba-Nya kita perlu mendengarkan suara-Nya dan taat kepada-Nya. Yang dibutuhkan dari kita sebagai domba ialah percaya kepada-Nya. Percaya berarti kita menyerahkan diri kepada-Nya sebagai Sang Gembala yang baik.

Pernyataan Yesus sebagai satu-satunya Gembala yang baik, juga mengingatkan bahwa di sekitar kita ada suara lain yang bisa menyesatkan domba. Suara yang mencoba meniru suara Sang Gembala dengan menjanjikan kenyamanan serta kenikmatan, tetapi tidak menjanjikan keselamatan. Suara itu menyesatkan. Karena oitu kita harus menjadi domba yang bisa membedakan suara Sang Gembala Sejati dengan gembala gadungan. Salah satu cara untuk mengenal suarang Sang Gembala ialah dengan menjalin relasi personal dengan-Nya. Meskipun jalan kita berliku dan berbelit-belit, kita tidak akan tersesat kalau kita mendengarkan suara-Nya.

Tuhan Yesus Sang Gembala kami, tuntunlah akau sebagai kawanan-Mu. Janganlah biarkan aku tersesat, tapi mampukanlah aku untuk selalu mendengar dan mengenali suara-Mu.

Sumber: Ziarah Batin 2018