ari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Pada malam perjamuan terakhir, Yesus bersabda: “Inilah Tubuhkan yang diserahkan bagimu…Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu… Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.” Pada hari itu Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi. Sejak saat itu, setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita mengenangkan Kristus yang memberikan hidupnya-Nya bagi kita. Kristuslah Roti Hidup. Hosti dan anggur yang kita sambut bukan lagi roti dan anggur biasa, tetapi sungguh-sungguh telah diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus sebagaiaman terbukti dalam mukjizat Ekaristi di Lanciano, Italia dan di beberapa tempat di dunia (Lihat buku Mukjizat Ekaristi, Penerbit OBOR, 2012).
Tubuh Kristus itu satu. Bila kita menyambut Tubuh Kristus yang satu, maka kita walaupun banyak tetap merupakan satu tubuh. Dengan demikian, dalam Komuni kita tidak hanya bersatu dengan Kristus, tetapi juga dengan sesama. Komuni menampakan secara nyata kesatuan kita dengan Kristus dan kesatuan kita satu sama lain. Aspek kesatuan kita dengan sesama ini sering tidak kita sadari dan tidak kita pentingkan dalam Misa. Padahal aspek ini penting juga. Kita harus menjadi sumber persatuan dan bukan sumber perpecahan. Bila diakhir Misa, imam berkata: “Marilah pergi, kita diutus”, itu berarti kita siap diutus untuk hidup seperti Kristus, mempersatukan dan menyelamatkan dunia.
Ya Tuhan Yesus, semoga dengan menghormati misteri Kudus Tubuh dan darah-Mu, aku dapat menikmati buah penebusan-Mu dan siap diutus menjadi pemersatu di mana pun aku berada. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Pejamuan Terakhir Yesus dan Para Murid-Nya/WordPress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.