elalui seluruh kesaksian hidup-Nya, dalam setiap sabda dan perbuatan baik yang telah dikerjakan-Nya yang berpuncak pada misteri salib, Yesus telah menjadikan diri-Nya sebagai “batu yang hidup”. Itulah pesan yang disampaikan oleh Rasul Petrus dan Paulus melalui bacaan-bacaan hari ini. Yesus membarui dunia dengan harga yang amat mahal, yakni kematian-Nya. Pengurbanan diri itulah yang perlu kita maknai dalam hidup. Sebab kalau kita ingin mengikuti Dia, kita harus menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain, dan bukan sebaliknya menjadi batu sandungan, yang menimbulkan pertentangan dan perpecahan dalam hidup bersama.
Menjadi batu yang hidup dan berguna bagi Gereja adalah perjuangan kita masing-masing. Untuk sampai pada tujuan itu, kita perlu membarui manusia lama kita, membarui iman kepercayaan kita, dan membarui komitmen pelayanan kita. Kita perlu belajar dari Yesus yang tidak menjadikan status ke-Allahan-Nya sebagai milik yang dipelihara dan dipertahankan, tetapi dipersembahkan-Nya untuk kehidupan banyak orang. Marilah kita menggunakan segala kekayaan diri kita berupa bakat, kemampuan, jabatan dan tenaga yang memiliki untuk pertumbuhan dan perkembangan Gereja dan kebaikan sesama.
Ya Tuhan Yesus, jadikanlah aku pantas sebagi alat tangan-Mu untuk melaksanakan karya pelayanan bagi orang-orang kecil, miskin, dan menderita dengan hati tulus. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Ilustrasi -Batu-batu hidup/WordPress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.