ASIH adakah kelembutan dan kerendahan hati dalam diri para pemimpmin bangsa-bangsa? Lukisan tentang seorang raja yang adil dan jaya, namun lemah lembut dan mengendarai seekor keledai beban yang muda (bdk. Za. 9:9) mengungkapkan harapan akan pemimpin yang berbeda dari biasanya. Pemimpin yang demikian memiliki kualitas rohani karena digerakkan olah Roh Allah, yang hanya akan membawa kepada kehidupan (bdk. Rm. 8:9.13). Maka, Yesus dalam doa-Nya bersyukur kepada bapa, karena semuanya itu tersembunyi bagi orang bijak, tetapi dinyatakan kepada “orang kecil” (bdk. Mat. 11:25). Dalam pengertian Matius penginjil, “orang kecil” adalah mereka yang imannya tulus dan sederhana, yang tidak memanipulasi siapa pun demi keuntungan bagi diri sendiri.
Kepemimpinan di zaman ini harus diteliti kembali seturut nilai-nilai Injili, sebab dalam keseharian kita semakin besarlah dogaan untuk menggunakan kekuasaan dan kekerasan untuk mendapatkan loyalitas. Ristus yang menggambarkan diri-Nya sebagai ‘ gembala’ yang baik sepantasnya menjadi model utama pelaksanaan kepemimpinan Kristiani. Ia memimpin, tetapi dengan semangat seorang pelayan yang lemah lembut dan rendah hati. Itulah kualitas rohani yang mesti ada dalam diri ktia.
Yesus Tuhanku, kelembutan dan kasih-Mu merawat setiap kehidupan di muka bumi ini. Semoga aku bertumbuh dalam keutamaan-keutamaan rohani untuk selalu melayani dengan kerendahan hati. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Lukisan Raja Harischandra berpisah dengan isteri dan anaknya, dikenal sebagai raja India yang yang bijaksana dan suka membantu rakyatnya/Wikipedia.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.