PA yang paling mempengaruhi sikap, kata-kata dan tindakan kita? Sejujurnya, hal yang paling menentukan ialah pemikiran dan perhitungan kita yang didasarkan kepada kepentingan dan kesenangan kita. Seluruh hidup kita sering kali didasarkan pada perhitungan untung rugi. Itu sebabnya dalam setiap karya kita acap mendamba pamrih, bahkan termasuk hidup rohani. Kita malah sering membuat perhitungan dengan Tuhan. Kita kecewa jika doa yang rutin tak lekas membuat hidup kita menjadi lebih bahagia.
Yesus membersihkan Bait Allah dari pola bisnis dan mau mengembalikannya sebagai rumah doa. “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Yesus mengingatkan kita pula bahwa sebenarnya tubuh kita ini pun merupakan Bait Allah. Rasul Paulus menangkap dengan baik maksud Yesus, dan mengingatkan kita bahwa “tubuhmu adalah Bait Roh Kudus” (1Kor. 6:19).
Yesus mengajak kita untuk pertama-tama mengembalikan fungsi tubuh dan hati kita sebagai Bait Allah, bukan pasar. Harus kita akui bahwa dunia pasar semakin meluas dan merasuki hidup kita, apalagi lewat internet. Kita lebih tertarik pada pasar itu ketimbang sabda Tuhan. Kita lebih mengutamakan tuntutan pasar ketimbang kehendak Tuhan. Kita menjadi semakin materialistis dan sekularistis. Hanya kalau kita berani dibersihkan oleh Yesus lewat sabda dan sakramennya (Tobat dan Ekaristi), tubuh kita kembali menjadi Bait Allah, dan kita kembali menjadi peka kepada suaraNya yang bergema dalam nurani kita.
Tuhan, semoga aku berani datang kepada-Mu untuk dibersihkan, sehingga tubuhku menjadi Bait-Mu, tempat Kitab Suci-Mu dibacakan, dan suara-Mu jernih kudengar dalam nuraniku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.