i zaman sekarang, tindakan memberi sering dilakukan dari suatu kelebihan. Dan, hal itu melulu berhubungan dengan materi. Bacaan Injil hari ini menampilkan kisah yang sangat berbeda. Yesus memberikan sesuatu yang paling berharga yang ada pada-Nya. Ia ‘memberikan’ Tubuh dan Darah-Nya, bukan hanya sebagai makanan, tetapi lebih agar Ia boleh tinggal di dalam diri para murid-Nya dan menjadi milik mereka. Perjamuan yang diadakan Yesus adalah suatu perjanjian baru yang diikat dengan darah-Nya yang ditumpahkan di kayu salib. Pemberian diri Allah dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dilambangkan dengan darah kurban yang disiramkan Musa (bdk. Kel. 24:6-8). Ekaristi yang dimaklumkan Yesus sebagai tempat kehadiran-Nya merupakan perjamuan yang mengingatkan kita akan pemberian diri Kristus. Menerima Tubuh dan Darah-Nya akan mengubah diri kita.
Kenangan akan pemberian diri Kristus dalam rupa Tubuh dan Darah-Nya merupakan pemurnian dan penyucian manusia dari kuasa dosa. Kenangan akan pengurbanan Kristus ini sangat berguna bagi manusia. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Kristus kita dapat senantiasa beribadah kepada Allah yang hidup (bdk. Ibr. 9:14). Pada waktunya, kita pun diundang untuk saling memberikan diri dalam pelayanan demi semakin besarnya Kerajaan Allah.
Tuhan Yesus Kristus, semoga Tubuh dan Darah-Mu yang aku sambut mengubah diriku menjadi pribadi yang murah hati, sehingga kehadiranku pun dapat membawa keselamatan kepada orang-orang yang aku layani. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.