Renungan Harian Katolik: Senin, 04 Maret 2019, Mrk. 10:17-27
INJIL hari ini bercerita tentang perjumpaan orang muda yang baik dengan Yesus. Apa yang disampaikan oleh orang muda tersebut mungkin juga merupakan kegelisahan kita semua. Terlebih pada masa sekarang, ketika orang cenderung beragama sebatas identitas, bukan cara hidup. Orang menjadi kaku dengan aturan-aturan liturgis dan devotif, tetapi lupa pada berbagi sebagai wujud belas kasih. Orang muda itu bertanya kepada Yesus cara mencapai hidup yang kekal; bagaimana mencapai keselamatan, suatu pertanyaan yang paling mendasar bagi kehidupan kita masing-masing.
Yesus merasa kasihan kepada orang muda tersebut, karena ia tidak mampu mencapai titik terindah sebagai citra Allah. Menepati hukum bukanlah sesuatu yang jelek. Namun bagi Yesus, memiliki hati yang peduli dan mau berbagi merupakan sesuatu yang penting untuk mencapai hidup yang kekal. Seseorang boleh dan perlu menaati aturan, namun ia perlu sampai pada titik pemberian diri sepenuhnya. Itulah puncak cinta kristiani. Orang muda dalam cerita Injil boleh saja menepati semua aturan agama, namun ia lupa bahwa yang tak kalah penting adalah berbagi kasih dengan sesama, khususnya mereka yang miskin. Bagaimana dengan Anda?
Bapa di surga, Engkau mengajariku untuk berbelas kasih dan peduli dengan sesama. Namun, kerap kali aku lebih mementingkan diri sendiri daripada memerhatikan sesama di sekitarku. Bukalah hatiku agar mampu berbagi kasih sebagai wujud imanku kepada-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.