Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 10 Maret 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 10 Maret 2019

06 Maret 2022, Bacaan Injil 06 Maret 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 06 Maret 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 06 Maret 2022, Minggu prapaskah I, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Yesus dicobai di Padang gurun/Ilustrasi (Ist)

Bacaan Pertama  UL 26:4-10

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan, katanya,   “Imam harus menerima bakul dari tanganmu, dan meletakkannya di depan mezbah Tuhan, Allahmu. Kemudian engkau harus menyatakan di hadapan Tuhan, Allahmu, begini:  Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja, dan tinggal di sana sebagai orang asing. Tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami, lalu Tuhan mendengarkan suara kami; Ia memperhatikan kesengsaraan, kesukaran,  dan penindasan terhadap kami. Lalu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar  dan dengan tanda serta mujizat-mujizat Tuhan membawa kami keluar dari Mesir; Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur  Mzm 91:1-2.10-11.12-13.14-15

Dampingilah aku, ya Tuhan, di dalam kesesakan.

*Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, “Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allah yang kupercayai.”

*Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat akan diperintahkan-Nya  untuk menjaga engkau di segala jalanmu.

*Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, anak singa dan ular naga akan kauinjak.

*Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya.

Bacaan Kedua  Rom 10:8-13

Saudara-saudara, Inilah yang dikatakan Kitab Suci, “Firman itu dekat padamu, yakni di dalam mulut dan di dalam hatimu!” Itulah firman iman yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulutnya orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata,   “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.”   Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, ia akan diselamatkan.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil  Mat 4:4b

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Bacaan Injil  Luk 4:1-13

Sekali peristiwa, Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dan dicobai Iblis. Selama di situ Yesus tidak makan apa-apa, dan sesudah waktu itu Ia lapar.

Lalu berkatalah Iblis kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” Kemudian Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi, dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya,  “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Maka, kalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”  Kemudian Iblis membawa Yesus ke Yerusalem, dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya,   “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Allah akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus menjawabnya, kata-Nya, “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Sesudah mengakhiri semua pencobaan itu, Iblis mundur dari Yesus, dan menunggu waktu yang baik.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

INJIL hari ini berkisah tentang Yesus yang digoda iblis, setelah 40 hari berpuasa. Godaan itu mengacu pada tiga hal. Pertama, iblis menggoda Yesus untuk mengubah batu menjadi roti. Ini menyiratkan godaan untuk tidak bergantung pada Allah. Kedua, godaan untuk menyembah iblis agar mendapatkan kerajaan di dunia. Bagi Yesus, kerajaan yang sejati adalah Kerajaan Allah. Ketiga, godaan untuk memamerkan kekuasaan bahwa Ia adalah anak Allah. Dalam semua godaan itu, Yesus menegaskan sikapnya sebagai Putra Allah. Ia justru menegaskan ketergantungan-Nya pada kehendak Allah. Di hadapan godaan iblis, Yesus tetap memperlihatkan kesetiaan kepada Allah.

Dalam pengalaman Yesus, puasa lebih dari sekedar sebuah kewajiban. Puasa merupakan kesempatan untuk mengolah diri. hal ini kemudian, membantu-Nya dalam mengambil keputusan, bahwa segala sesuatu yang dilakukan haruslah merupakan kehendak Allah. Bagi orang beriman, puasa seharusnya pula jadi kesempatan untuk mengolah diri, menyelaraskan keinginan pribadi agar sesuai dengan kehendak Allah. Godaan dalam setiap puasa akan selalu ada. namun, jika kita memiliki relasi dengan Yesus yang tak mempan digoda iblis, maka setiap godaan tak bakal membuat kita jatuh ke dalam dosa.

Allah Bapa yang mahabaik, anugerahilah aku Roh Kudus-Mu, agar aku mampu bertahan dalam setiap godaan-godaan hidup ini. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia