AHABAT yang baik, keselamatan ternyata tidak hanya buah dari kesalehan pribadi tetapi juga buah dari kesalehan sosial. Kisah Injil hari ini menegaskan hal itu. Kesernbuhan yang dialami oleh si lumpuh terjadi berkat iman rekan-rekannya. Dengan ini nyatalah bahwa iman tidak hanya berdaya guna untuk keselamatan pribadi, melainkan juga berdaya guna demi keselamatan sesama. Inilah yang dimaksudkan jika dikatakan bahwa “keselamatan sebenarnya adalah tanggung jawab sosial”. Namun, hal ini akan sulit sekali terwujud jika kita lebih mudah mengabaikan, mengusir,menghindari orang lain dari pada menerima, bersahabat, dan mengampuni.
Orang-orang yang membawa si lumpuh bertemu dengan Yesus sesungguhnya mengajarkan betapa tingginya nilai sebuah persahabatan, penerimaan, dan pengampunan. Mereka tidak terbuai dengan pandangan saat itu yang menyatakan bahwa penyakit adalah akibat dosa. Mereka lebih berfokus pada kesembuhan dari pada berpikir mengenai dosa si lumpuh. Demikian halnya dengan Yesus, Dia meneguhkan apa yang orang-orang itu lakukan. Injil mencatat “Ketilka Ia melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh. Dosamu sudah diampuni.” Sabda Yesus ini adalah sabda pengampunan. Inilah penerimaan yang mendatangkan kesembuhan dan keselamatan. Sebab, beriman itu berarti turut bertanggung jawab untuk keselamatan orang lain. Dan cara untuk menunjukkan bahwa kita beriman adalah dengan melatih penerimaan, persahabatan dan pengampunan.
Ya Allah, bantulah aku agar lebih berfokus pada keselantatan sesama daripada sibuk memerhatikan dosa dan kesalahan mereka. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.