UHAN tak selalu memilih orang yang suci dan baik untuk mengikuti-Nya menjadi pelayan di dalam Gereja. Ia pun memanggil mereka yang dianggap penuh dosa oleh dunia. Petrus bukanlah orang yang istimewa. Pribadinya penuh ragu dan jalan pikirannya seringkali ringkas. Tapi, dari mulutnyalah iman gereja tentang Yesus Kristus dinyatakan dengan jelas: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat. 16:16). Ia pun dipilih Tuhan sebagai batu karang yang kokoh, dasar Gereja-Nya.
Kisah serupa pun dialami Paulus. Dengan segala kerapuhan yang dimilikinya, ia dipiiih Tuhan untuk mengabarkan warta baik kepada dunia. Ia setia dalam perutusan itu, walaupun ia mengalami penderitaan dan mencurahkan darahnya sebagai persembahan (bdk. 2Tim. 4:6). Paulus dipilih oleh Kristus terutama untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (bdk. 2Tim. 4:17) dan mereka mendengarkannya. Petrus dan Paulus mewartakan Kristus hanya dengan kesaksian hidup mereka. Meskipun memiliki kelemahan, dengan pertolongan Tuhan mereka dipilih, diselamatkan dan diubah oleh Yesus. Kita pun diundang untuk bersaksi bagi dunia tentang Yesus IGistus, melalui kata-kata dan tindakan kita. Keberanian untuk memberitakan injii merupakan sikap mendasar yang dapat kita pelajari dari kedua rasul penting Gereja ini. Kalau memiliki kesetiaan dan keberanian merasul di dalam situasi apa pun, niscaya kita pun akan disebut Yesus sebagai murid-murid yang berbahagia.
Tuhan Yesus, Engkau telah mengutus rasul-rasul yang berani mempertaruhkan nlawd demi Injil-Mu. Senoga aku memiliki keberanian dan kesetiaan iman untuk merasul di mana pun aku Kauutus. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.