MAN tidak muncul begitu saja dari dalam hati manusia. Setelah beberapa kali orang Israel mempertanyakan kepemimpinan Musa, Tuhan menampakkan diri di depan bangsa itu “supaya mereka senantiasa percaya” kepada Musa (bdk. Kel. 19:9). Yesus memilih menggunakan perumpamaan untuk berbicara kepada banyak orang. Ketika para murid menanyakan hal itu kepada-Nya, Yesus mengingatkan pada nubuat Yesaya (bdk. 6:10) bahwa “hati bangsa ini telah menebal, telinganya berat mendengar. Dan matanya melekat tertutup” (Mat. 13:15).
Ketika kata-kata yang langsung tidak diindahkan, diperlukan kesadaran yang tumbuh dari dalam diri seseorang. Kesadaran dan pertobatan memang tidak bisa didesakkan dari laur, melainkan harus ditentukan sendiri dari dalam. Iman kepada Tuhan dan kepercayaan pada kepemimpinan orang lain mesti dipupuk dari hati manusia. Mendengar dan melihat pesan ilahi di balik pengalaman dan peristiwa kehidupan juga tidak dengan sadar kita lakukan. Betapa banyak kejadian terlewati begitu saja tanpa kesan. Padahal semua itu dipakai Tuhan untuk mengarahkan diri kita agar siap mengalami hal-hal di depan kita. Kita seharusnya berusaha mendengar dan melihat dengan baik, sebab kesempatan untuk itu tidak akan datang dua kali.
Yesus. Tuhan dan Guru, Engkau menyebut berbahagia para pengikut-Mu yang setia mendengarkan sabda-Mu. Semoga aku dapat melihat dan mendengar dengan baik pesan-Mu dalam berbagai peristiwa hidupku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.