EBAIKAN dan kejahatan. Dua kutub yang tidak bisa menyatu secara utuh menjadi satu kutub tertentu. Keduanya memiliki konsekuensi yang juga berbeda. Dalam dunia keseharian manusia, perbedaan demikian menyata dalam sikap dan perbuatan. Tidak mudah untuk hidup lurus dan jujur di tengah dunia manusia yang diwarnai intrik serta berbagai kepentingan pribadi.
Yesus menujukkan bahwa hidup beriman serta tindakan kebenaran memiliki konsekuensi yang tidak mudah. Beriman kepada Yesus memiliki tuntutan untuk hidup seturut perintah-Nya. Perintah itu ialah hukum cinta kasih. Cinta kasih menyata dalam perbuatan baik, kejujuran, solidaritas, dan berbagai tindakan yang bermuara pada kasih. Tidak semua orang terbuka akan warta cinta dalam iman akan Kristus. Perwujudan iman akan Yesus di tengah dunia manusia inilah yang akhirnya membawa pertentangan dan pemisahan. Ciri hidp beriman ilaha menjauhi kecemaran dan kedurhakaan dan nafsu duniawi karena perhambaan dosa. Rasul Paulus mengarahkan kita pada keyakinan bahwa beriman berarti pula hidup sebagai orang-orang benar, beroleh buah yang membawa kepada pengudusan dan akhirnya kehidupan kekal (bdk. Rm. 6:23).
Tuhan Yesus Kristus, acapkali aku jatuh dalam ketakutan dan kekhawatiran karena beriman kepada-Mu. Teguhkanlah aku agar berani memberi kesaksian tentang Engkau dalam situasi apa pun juga. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta
Kredit Foto : Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.