ERCAYA kepada Yesus dan memberi diri dibaptis berarti mau menerima Dia. Dengan menerima Dia berarti mau bersatu dengan-Nya. Bersatu dengan Yesus berarti mau suka cita dan seperjuangan dengan-Nya. Pola perjuangan kita dalam mewujudkan cita-cita dan perjuangan Yesus didunia ini ditemukan pada tindakan dan karya Yesus. Hari ini Yesus menunjukkan suatu tindakan yang harus pula menjadi model tindakan pengikut-Nya. Dengan membasuh kaki para murid, Yesus telah menunjukan sika kerendahan hari. Bahwa menjadi murid Yesus berarti menjadi seorang hamba, seorang yang diutus untuk melayani sesamanya. Melalui tindakan-Nya itu Yesus menunjukkan bahwa tindakan melayani bukanlah pekerjaan rendah. Melalui pelayanan itu seorang bisa mengungkapkan cinta dan pemberian diri kepada sesama. Di sanalah kita bisa menemukan makna cinta kasih sebagaimana yang telah dibawa oleh Yesus ke dalam dunia.
Seorang pelayan yang sejati memiliki ketulusan dan kejujuran di dalam dirinya. Ia jauh dari kemunafikan. Orang munafiklah yang disebut Yesus sebagai “orang yang makan roti-Ku telah mengangkat tumit terhadapku”. Mengangkat tumit berarti pengkhianatan. Dalam arti tertentu, ketidakjujuran dalam pelayanan merupakan tindakan pengkhianatan. Hal seperti ini tak jarang kita lakukan dalam keseharian. Kita melakukan pelayanan dengan dalih perwujudan iman kepada Yesus. Akan tetapi, dibalik tindakan itu kita ingin mencari popularitas atau pujian. Yesus telah menujukkan tindakan yang tulus dan jujur sebagai pelayan. Ia menanggalkan segala keinginan manusiawi dan mau merendahkan diri dihadapan Tuhan dan sesama.
Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu. Tumbuhkanlah sikap kerendahan hari dalam diriku sehingga aku bisa melayani seperti yang telah Engkau tunjukkan kepadaku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.