Malam: Yesaya 9:1-6/Fajar: Yesaya.62:11-12,
Malam: Lukas 2:1-14/Fajar: Lukas 2:15-20
LUKAS 2:15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.”
Lukas 2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
Lukas 2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
Lukas 2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
Lukas 2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
Lukas 2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Renungan
Banyak orang yang memelihara kemarahan dalam hatinya. Ia ingat terus peristiwa yang telah membuat dia merasa dilecehkan, marah, kecewa, dan dikhianati. Peristiwa itu, telah menutup hatinya. Peristiwa itu telah membuat mereka menderita berkepanjangan. Apalagi kalau orang yang menyakitkan itu berada di sekitarnya penderitaan justru bertambah panjang.
Sikap menutup hati ini hampir identik dengan situasi sewaktu Yesus dilahirkan; “…lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” ‘Tidak ada tempat’ merupakan kalimat yang menggambarkan sebuah ketertutupan. Hati yang tertutup itu tidak nyaman, menyesakkan, dan membuat kedamaian hilang dari hati kita. Memang kita tidak mampu mengampuni orang yang telah menyakiti kita karena terlalu berat dan terlalu sakit untuk begitu saja diampuni. Namun, Bayi, Sang Terang itu ingin lahir di hati kita. Biarkanlah ketulusan dan kedamaian-Nyalah yang membuat kita mampu mengampuni.
Ya Bapa, Engkau telah menghantar Putra-Mu bagiku walaupun hatiku sering tertutup. Engkaulah Allah yang panjang sabar dan penuh belas kasih. Engkau setia menanti di depan pintu hatiku. Hari ini akan kubuka hatiku untuk kehadiran-Mu yang mendamaikan. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2014
Kredit foto: santopauluspku.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.