2 Samuel 7:1-5.8b-12.16, Lukas 1:67-79
LUKAS 1:67 Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya:
Lukas 1:68 Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,
Lukas 1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,
Lukas 1:70 seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus.
Lukas 1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,
Lukas 1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,
Lukas 1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,
Lukas 1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,
Lukas 1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.
Lukas 1:76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,
Lukas 1:77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka,
Lukas 1:78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi,
Lukas 1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.”
Renungan
Zakaria dan Elisabet, sebagai sepasang suami isteri, tentunya mengharapkan seorang keturunan bagi mereka. Mereka telah menentikan begitu lama, bahkan mungkin sampai lelah menanti. Akhirnya di masa tuanya, Tuhan menunjukkan kuasa besar kepada mereka. Elisabet mengandung seorang bayi yang kelak akan menyiapkan kedatangan Mesias. Di saat semua itu terjadi, Zakharia di bawah bimbingan Roh Kudus mengidungkan nyayian pujian bagi Allah. “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.”
Seruan awal nyanyian Zakharia ini mengumandangkan rasa syukur dan pengakuan atas karya Allah yang tidak membiarkan dirinya dalam penderitaan. Zakharia sungguh mengakui dan mengalami betapa Allah rahim kepadanya. Pengalaman akan kerahiman Allah adalah syarat mutlak bagi manusia untuk bertahan dalam pengharapan dan iman.
Ya Allah, sadarkanlah aku bahwa hanya Engkaulah yang dapat mengisi dan memenuhi kehampaanku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2014
Keterangan foto: Selamat Natal dari Komsos KWI, ilustrasi dari www.hidupkatolik.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.