RANG kota sering dikesankan sebagai orang terpelajar dan kaya, sedangkan orang desa sering dikesankan sebagai kampungan, miskin dan bodoh. Itulah sebabnya banyak orang bermimpi dan berjuang untuk tinggal di kota. Proses urbanisasi tak akan berhenti selama desa dianggap (atau nyata) tidak ada apa-apanya.
Yesus, orang Nazareth dan dikenal sebagai anak tukang kayu, dipandang remeh oleh Bartolomeus lewat kata-katanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth?” (Yoh.1:46). Sungguhpun demikian, ia tidak menolak untuk mengikuti ajakan Filipus untuk bertemu dengan Yesus. Pengenalan Yesus tentang dirinya membuat Bartolomeus terpesona kepada pribadi yang disebut Nazareth itu. Perjumpaan langsung dengan Yesus dan kata-kata Yesus yang menilainya sebagai orang Isreal sejati dan tanpa kepalsuan, membuat Bartolomeus bertobat dan mengikut Yesus. Yesus bahkan menjanjikan hal-hal lebih besar lagi kepadanya. Pribadi Bartolomeus menjadi model suatu pertobatan diri, dari keraguan dan sikap merendahkan menjadi tekad dan semangat untuk mengikut Yesus. Sungguh, jika kita bertobat, kita akan melihat hal-hal besar dari apa yang kita imani seperti dikatakan Yesus sendiri: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada anak manusia”.
Ya Allah, jauhkanlah dariku sikap meremehkan kuasa-Mu dan semoga aku memiliki terus keterpesonaan terhadap pribadi-Mu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit : Bartolomeus, Rasul/WordPress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.