EORANG gadis kecil mendapat hadiah sebuah kalung “mainan” dari ayahnya. Meski mainan, tetapi kilau manik-maniknya sangat memikat hati gadis kecil itu. Dengan bangga setiap hari ia memakai kalung itu, kadang sambil bergaya di depan cermin. Sekian minggu berselang, ayahnya datang dan bertanya, “Boleh ayah minta kalungmu?” Gadis itu menggeleng. Tiga kali ayahnya bertanya dan selalu ditanggapi dengan penolakan. Bahkan gadis itu menjadi kesal lantaran mengira ayahnya ingin mengambil kalung kesayangannya. Lalu ayahnya pergi. Yang tidak diketahui oleh gadis kecil itu, di genggaman tangan ayahnya ada sebuah kalung emas asli nan berkilau yang tadinya hendak ditukar dengan kalung mainan tersebut.
“Jika engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu”… tetapi semuanya sekarang tersembunyi bagimu” (Luk. 19:42).
Yesus menangis melihat manusia yang begitu kokoh berpegang pada benteng keselamatan yang mereka bangun dengan segala kemegahan. Benteng keselamatan sejati sungguh tersembunyi sehingga tak dapat dijadikan sandaran atau jaminan pengharapan. Di sini sebuah pertanyaan ditujukkan kepada kita, apakah kita mau terus berpegang pada kemuliaan yang tampak atau pada rahmat Allah yang tersembunyi?
Ya Allah, bukalah mataku supaya tidak disilaukan oleh yang fana dan mampu melihat rahmat-Mu yang tersembunyi. Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.