OA yang kita ucapkan kepada Bapa pertama-tama merupakan permohonan agar Ia berkenan melakukan kehendak-Nya dalam hidup kita. Oleh karena itu, doa tidak ditentukan oleh banyakrya kata-kata, melainkan dimulai dengan sikap batin yang benar. Yesus mengajarkan para murid-Nya agair berdoa sebagaimana orang yang mengenal dan menyebut Allah sebagai Bapa (bdk. Mat. 6:7 -13). Doa “Bapa Kami” yang diajarkan-Nya mengandung suatu relasi yang dihayati dengan benar dalam hubungan dengan Allah dan juga dalam hubungan dengan sesama. Itu sebabnya Yesus masih menekankan soal pengampunan terhadap sesama manusia (bdk. Mat. 6:14-15). Elia dipuji oleh penulis Kitab Yesus bin Sirakh atas hidup dan relasinya yang berkenan kepada Tuhan dan karenanya mendatangkan berbagai keajaiban yang dahsyat (bdk. Sir. 48:1-6). Ia menjadi teladan yang menginspirasi para nabi lain dalam hal doa, kesetiaan, dan baktinya kepada Tuhan.
Dewasa ini, sebagian orang menganggap doa hanyalah cara untuk menghadirkan kuasa Tuhan di dunia.Padahal, kuasa Tuhan turun atas diri kita bukan karena doa-doa kita, melainkan karena Tuhan sendiri yang menghendakinya, Kita seharusnya kembali pada sikap batin yang benar di hadapan Tuhan. Kjta memohon agar la berkenan melakukan apayang dikehendaki-Nya, yakni apa yang baik untuk l<ta alami.
Yesus, Tuhanku, Engkau telah mengajarkan kepad.aku relasi yang dekat d.an percaya dengan Bapa di surga, Semoga aku belajar mengampuni dan menerima sesamaku dalam setiap doaku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.